Referensi Sukses.Com - Cara menghilangkan kebiasaan buruk. Semua orang memiliki kebiasaan buruk. Dan kita semua ingin menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dari kehidupan kita. Namun sayangnya, banyak sekali orang yang ingin menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka tersebut namun tidak pernah berhasil benar-benar melakukannya. Merokok, minuman beralkohol, mengupil, menggigit kuku, dan menunda pekerjaan.
Apa yang membuat ini sedemikian susahnya menghilangkan kebiasaan buruk? Saya ingat dalam kultur saya sebagai keturunan bugis, ada sebuah pepatah yang mengatakan “Lele bulu tenna lele abiasang.” Artinya, gunung bisa berpindah dan berubah, namun tidak dengan kebiasaan.
Tapi benarkah kebiasaan tersebut mustahil untuk diubah? Keyakinan yang kuat dalam diri manusia, bahwa pasti ada satu atau lebih cara untuk mengubah dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ini, menghasilkan cara ampuh untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ini.
Menghilangkan kebiasaan buruk memang sangat susah bagi orang yang berpikir demikian, namun ternyata semudah menghitung angka satu sampai sepuluh bagi yang menganggapnya demikian.
Sebelum mengubah kebiasaan ini, kita terlebih dahulu harus tahu apa yang membuat manusia melakukan apa yang mereka lakukan dan menghindari apa yang tidak mereka lakukan. Semua sikap manusia pada intinya dikendalikan oleh dua kekuatan yakni kenikmatan dan kepedihan.
Seseorang melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan karena perasaan nikmat dan kesenangan yang akan mereka dapatkan ketika melakukan apa yang mereka ingin lakukan tersebut. Dan mereka enggan untuk mendapatkan kepedihan dengan melakukan apa yang tidak menyenangkan bagi mereka.
Nah, apa hubungannya dengan menghilangkan kebiasaan buruk? Tepat sekali! Kebiasaan buruk terjadi karena pikiran kita yang mengkondisikan bahwa melakukan kebiasaan buruk itu menyenangkan dan memberikan kenikmatan.
Namun sayangnya ini adalah kenikmatan yang menipu atau kenikmatan semu.
Untuk mengubah dan menghilangkan kebiasaan buruk, anda harus mengasosiasikan pikiran anda dengan kepedihan yang akan anda dapatkan ketika melakukan kebiasaan buruk itu. Dengan kata lain, fokus anda bukan pada kenikmatan sesaatnya namun pada kepedihan dan segala hal buruk tentang kebiasaan tersebut.
Merokok misalnya. Anda merokok sebab pikiran anda terfokus pada kenikmatan yang anda dapatkan ketika merokok. Nah untuk berhenti, asosiasikan kepedihan, kejelekan, keburukan dan hal menjijikkan lainnya tentang rokok. Untuk bisa mendapatkan perasaan ini, anda bisa melihat dan mencari contoh-contoh di lingkungan anda tentang segala hal tak mengenakkan soal rokok. Lihat foto-foto dan bukti-bukti penyakit yang disebabkan oleh rokok, perhatikan betapa menjengkelkannya orang yang mengeluarkan asap rokok ditengah keramaian publik, betapa jelek tampannya, cari alasan betapa jeleknya bentuk rokok tersebut dan segala hal lainnya.
Lakukan sekarang! Mulai dengan hal kecil. Terdengar sangat sepele dan tak masuk akal? Ingat bahwa masalah menghilangkan kebiasaan buruk bukan masalah intelegensi akal, namun emosi dan perasaan anda. Semoga sukses!
Edward Rhidwan
“Hilangkan kebiasaan buruk anda dan sukseslah!”
Apa yang membuat ini sedemikian susahnya menghilangkan kebiasaan buruk? Saya ingat dalam kultur saya sebagai keturunan bugis, ada sebuah pepatah yang mengatakan “Lele bulu tenna lele abiasang.” Artinya, gunung bisa berpindah dan berubah, namun tidak dengan kebiasaan.
Tapi benarkah kebiasaan tersebut mustahil untuk diubah? Keyakinan yang kuat dalam diri manusia, bahwa pasti ada satu atau lebih cara untuk mengubah dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ini, menghasilkan cara ampuh untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ini.
Menghilangkan kebiasaan buruk memang sangat susah bagi orang yang berpikir demikian, namun ternyata semudah menghitung angka satu sampai sepuluh bagi yang menganggapnya demikian.
Sebelum mengubah kebiasaan ini, kita terlebih dahulu harus tahu apa yang membuat manusia melakukan apa yang mereka lakukan dan menghindari apa yang tidak mereka lakukan. Semua sikap manusia pada intinya dikendalikan oleh dua kekuatan yakni kenikmatan dan kepedihan.
Seseorang melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan karena perasaan nikmat dan kesenangan yang akan mereka dapatkan ketika melakukan apa yang mereka ingin lakukan tersebut. Dan mereka enggan untuk mendapatkan kepedihan dengan melakukan apa yang tidak menyenangkan bagi mereka.
Nah, apa hubungannya dengan menghilangkan kebiasaan buruk? Tepat sekali! Kebiasaan buruk terjadi karena pikiran kita yang mengkondisikan bahwa melakukan kebiasaan buruk itu menyenangkan dan memberikan kenikmatan.
Namun sayangnya ini adalah kenikmatan yang menipu atau kenikmatan semu.
Untuk mengubah dan menghilangkan kebiasaan buruk, anda harus mengasosiasikan pikiran anda dengan kepedihan yang akan anda dapatkan ketika melakukan kebiasaan buruk itu. Dengan kata lain, fokus anda bukan pada kenikmatan sesaatnya namun pada kepedihan dan segala hal buruk tentang kebiasaan tersebut.
Merokok misalnya. Anda merokok sebab pikiran anda terfokus pada kenikmatan yang anda dapatkan ketika merokok. Nah untuk berhenti, asosiasikan kepedihan, kejelekan, keburukan dan hal menjijikkan lainnya tentang rokok. Untuk bisa mendapatkan perasaan ini, anda bisa melihat dan mencari contoh-contoh di lingkungan anda tentang segala hal tak mengenakkan soal rokok. Lihat foto-foto dan bukti-bukti penyakit yang disebabkan oleh rokok, perhatikan betapa menjengkelkannya orang yang mengeluarkan asap rokok ditengah keramaian publik, betapa jelek tampannya, cari alasan betapa jeleknya bentuk rokok tersebut dan segala hal lainnya.
Lakukan sekarang! Mulai dengan hal kecil. Terdengar sangat sepele dan tak masuk akal? Ingat bahwa masalah menghilangkan kebiasaan buruk bukan masalah intelegensi akal, namun emosi dan perasaan anda. Semoga sukses!
Edward Rhidwan
“Hilangkan kebiasaan buruk anda dan sukseslah!”
Komentar
Posting Komentar